cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)" : 12 Documents clear
SELEKSI KLON BIBIT RUMPUT LAUT, Gracilaria verrucosa Petrus Rani Pong-Masak; Bambang Priono; Irsyaphiani Insan
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3343.731 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.1-12

Abstract

Upaya peningkatan produksi rumput laut juga tidak terlepas dari permasalahan, yaitu:ketersediaan bibit unggul dalam jumlah yang cukup, adanya serangan  hama dan penyakit, dan faktor pembatas musim tanam. Bibit rumput lautunggul dapat diperoleh dengan menggunakan metode seleksi klon dan   bioteknologi (kultur jaringan dan rekayasa gen). Seleksi klon/massa dapat dilakukan dengan mudah dan dapat menghasilkan varietas bibit unggul dalampertumbuhan relatif cepat, daya tahan terhadap penyakit, dan lingkungan, serta keunggulan spesifik lokasi/kawasan. Keberhasilan budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Karena itu, kegiatan pemilihan bibityang berupa pelaksanaan seleksi klon harus memperhatikan faktor lingkungan perairan. Variasi kondisi lingkungan perairan di Indonesia yang relatif besar, maka pelaksanaan seleksi klon/massa sangat dianjurkan untuk dilakukandi setiap sentra produksi rumput laut. Tujuan seleksi klon ini adalah untuk mendapatkan bibit unggul varietas rumput laut Gracilaria verrucosa yang cepat pertumbuhannya. Sasaran penerapan metode seleksi klon ini adalah penyediaan bibit unggul untuk mendukung target peningkatan produksi. Selain itu, sasaran dari seleksi klon/ massa adalah penyediaan bibit untuk mendukung pengembangan kebun bibit di setiap sentra produksi.
POTENSI “IKAN MURAI AIR TAWAR” (Gymnothorax polyuranodon) SEBAGAI IKAN HIAS Ahmad Musa; Bastiar Nur; Rina Hirnawati
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.3 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.21-24

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi sumberdaya alam hayati termasuk di dalamnya ikan-ikan air tawar, payau, dan laut yang prospeknya dikembangkan sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Ikan murai air tawar (Gymnothorax polyuranodon) merupakan salah satu spesies ikan yang sebarannya cukup luas di Indonesia. Dalam siklus hidupnya ikan murai ini hidup di air tawar, payau dan laut. Corak warna coklat kekuningan dengan bintik hitam bulat yang tidak teratur pada kepala seperti pita-pita yang warnanya memanjang yang lengkap serta bentuknya yang mirip ular menyebabkan ikan murai ini juga dijadikan ikan hias. Tiga kali koleksi ikan murai di alam telah dilakukan di Sungai Lasusua, Sulawesi Tenggara pada September 2008, Oktober, dan November 2009.
KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA “MANDIRI” DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR Estu Nugroho
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.661 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.54-58

Abstract

Budidaya ikan nila berkembang sebagai agribisnis yang menguntungkan. Sentra budidaya ikan nila di Jawa Barat terdapat di Waduk Jatiluhur dan Cirata. umumnya budidaya ikan nila dilakukan melalui sistem “kolor” yaitu memelihara ikan nila di bagian bawah KJA sedangkan di atas dipelihara ikan mas (ikan nila tidak diberi pakan langsung). Pada sistem ini ketergantungan budidaya ikan nila terhadap ikan mas sangat besar. Dewasa ini pemeliharaan ikan mas di keramba jaring apung (KJA) semakin berkurang sebagai akibat dari wabah penyakit oleh koi herpesvirus (KHV), keadaan ini juga turut mempengaruhi budidaya ikan nila di bawahnya, di mana petani tidak lagi memelihara ikan nila sebagai ikan “ikutan”. Kajian lapang yang melihat kemungkinan ikan nila dipelihara secara “mandiri” di KJA telah dicoba di Waduk Jatiluhur dan Cirata. Kesinambungan bisnis ikan nila di Waduk Jatiluhur dan Cirata dapat dilakukan dengan menggunakan sistem peme-liharaan model mandiri dengan kepadatan 30 ekor/m2 dengan jaminan harga jual ikan nila di atas Rp 11.000,-/kg
COPEPODA: SUMBU KELANGSUNGAN BIOTA AKUATIK DAN KONTRIBUSINYA UNTUK AKUAKULTUR Media Fitri Isma Nugraha; Intanurfemi Bacandra Hismayasari
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3045.826 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.13-20

Abstract

Ulasan ini mencoba memperkenalkan dan manfaat jasad renik copepoda untuk domain manusia. Perannya sebagai basal kehidupan akuatik dan taksa vertebrata lainnya sering dilupakan, pada ulasan ini pula akan mengenalkan jasanya pada akuakultur. Copepoda digolongkan dalam Phylum Crustacean, yang berukuran sangat kecil sekitar 60-200 μm. Copepoda menghuni hampir setiap lapisan perairan dari permukaan sampai dasar lautan. Jasad renik ini dijadikan sebagai indikator kesuburan perairan, juga sebagai konsumen tingkat pertama yang memberikan gizi berupa EPA dan DHA pada setiap jenis biota perairan. Sejarah manusia pertama kali mengenal copepoda pasca kesuksesan ekspedisi Challenger 1872-1876. Kepedulian kita dalam mengenal spesies ini berarti telah membantu dalam mewujudkan keseimbangan ekosistem. Atas dasar kepedulian dan untuk keseimbangan alam dan lingkungan, maka multi institusional yang bergerak dalam domain akuakultur telah mengoleksi dan mengembangbiakkan satu sub spesies dari copepoda ini di dalam sebuah bak terkontrol, dan dijadikan sebagai sumber pakan alami larva kultivan.
PAKAN BUATAN UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN DISCUS (Symphysodon discus) DI INDONESIA Eni Kusrini; Bambang Priono
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.163 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.32-35

Abstract

Ikan discus termasuk ikan hias yang agak sulit untuk dibudidayakan sehingga para pembudidayanya masih sangat terbatas. Cara budidaya yang sekarang sudah perkembang adalah masih secara konvensional. Larva ikan discus yang baru menetas sampai berumur satu minggu masih diasuh induknya karena masih tergantung dari lendir induk sebagai sumber makanannya, sehingga akan menunda induk lebih lama memijah berikutnya  dan kanibalisme dapat terjadi terhadap larvanya sendiri. Artificial food (pakan buatan) yang terbuat dari telur ayam yang dibuat menyerupai lendir induk ikan discus merupakan sebuah inovasi dari pembudidaya ikan discus. Pemberian pakan buatan tersebut selain dapat memacu pematangan gonad induk ikan discus juga dapat menyelamatkan larva yang biasanya dimakan oleh induk-induknya (mengurangi kanibalisme).
NILA MERAH AIR TAWAR, PELUANG BUDIDAYANYA DI TAMBAK AIR PAYAU Abdul Mansyur; Markus Mangampa
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.23 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.63-68

Abstract

Salah satu komoditas perikanan budidaya bernilai ekonomis tinggi adalah ikan nila merah (Oreochromis niloticus), merupakan ikan air tawar, yang miliki potensi untuk dibudidayakan di tambak air payau. Ikan nila merah merupakan ikan yang memiliki daya tahan tubuh dan adaptasi yang baik. Salah satu adaptasi yang dapat dilakukan oleh ikan nila adalah adaptasi fisiologis terhadap rentang salinitas yang tinggi karena ikan nila tergolong ikan eurihaline dan memiliki potensi untuk penyesuaikan diri pada salinitas air laut. Pembudidayaan ikan nila (Oreochromis niloticus) tergolong mudah dibandingkan pembudidayaan udang dan ikan kerapu. Risiko terkena penyakit atau hama pada ikan nila relatif lebih kecil dibandingkan dengan udang. Budidaya nila merah yang dipolikultur dengan udang vaname secara semi-intensif dapat meningkatkan pendapatan petani hingga mencapai Rp 20.200.000,-/musim (105-120 hari).
BERBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU LOKAL UNTUK PAKAN IKAN Sukarman Sukarman
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.04 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.36-42

Abstract

Sebagian besar bahan baku pakan ikan merupakan barang impor, sehingga harga pakan yang dihasilkan menjadi mahal. Perlu dicari alternatif bahan baku lokal yang bisa dipakai untuk pakan ikan dan udang. Tujuan makalah ini adalah membahas beberapa bahan baku alternatif lokal, nilai nutrisi dan rekomendasi penggunaannya dalam pakan ikan dan udang. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa limbah industri mie instan, tepung daun singkong, homini, limbah roti, tepung rebon, dan MBM bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif untuk ikan dan udang. Bahan lainnya juga memungkinkan dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan asal diketahui aspek-aspek nutrisi baik proksimat, asam amino, vitamin, mineral, kecernaan dan anti nutrisinya, serta telah dilakukan uji coba pada ikan.
PENCEMARAN PESTISIDA PADA PERAIRAN PERIKANAN DI SUKABUMI- JAWA BARAT Imam Taufik
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.802 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.69-75

Abstract

Penggunaan pestisida merupakan salah satu sumber pencemar yang potensial bagi sumberdaya dan lingkungan perairan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran pestisida pada lahan perikanan budidaya di Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian diawali dengan penentuan lokasi, dilanjutkan dengan pengambilan contoh (air, sedimen, biota air), preparasi, identifikasi, dan analisis data, serta pelaporan. Analisis contoh menggunakan alat Gas Chromatograph (GC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lahan perikanan air tawar di daerah Sukabumi terdapat residu pestisida dari golongan organoklorin, organofosfat, piretroid, dan karbamat dengan konsentrasi di bawah Batas Maksimal Residu (BMR). Jenis dan konsentrasi residu pestisida tersebut yang terbesar terdapat pada ikan, kemudian di dalam tanah dan yang terakhir adalah dalam air. 
TEKNOLOGI FERMENTASI, ALTERNATIF SOLUSI DALAM UPAYA PEMANFAATAN BAHAN PAKAN LOKAL Wahyu Pamungkas
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.604 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.43-48

Abstract

Upaya pemanfaatan bahan baku pakan alternatif banyak dilakukan dengan menggunakan bahan baku pakan lokal yang mudah didapat dan biasanyaberupa limbah yang belum termanfaatkan secara optimal. Akan tetapi, upaya pemanfaatan bahan baku pakan lokal tersebut masih mengalami kendala yaitu tingginya kandungan serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku, keseimbangan asam amino yang rendah, dan adanya zat anti nutrisi. Hal ini menyebabkan perlunya pengolahan bahan baku pakan lokal tersebut sebelum digunakan sebagai bahan pakan. Salah satu cara pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui fermentasi. Secara umum, fermentasi menghasilkan produk yang lebih sederhana dan lebih mudah dicerna dari bahanasalnya. Melalui teknologi fermentasi, dapat dihasilkan perbaikan dan peningkatan nilai nutrisi bahan baku pakan lokal sehingga dapat dimanfaatkansecara optimal untuk bahan baku pakan ikan.
JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA Endang Susianingsih; Nurbaya Nurbaya
Media Akuakultur Vol 6, No 1 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.684 KB) | DOI: 10.15578/ma.6.1.2011.25-31

Abstract

Kompos (pupuk organik) merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah karena dapat meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Salah satu material organik yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kompos adalah makroalga dari jenis rumput laut terutama dari jenis yang kurang memiliki nilai ekonomis (fluktuasi harga) dan dari jenis yang pertumbuhannya cepat karena dapat menjadi limbah dalam perairan. Teknologi pengomposan sangat beragam, di antaranya dengan penggunaan aktivator yang bertujuan untuk mempercepat proses pengomposan. Beberapa aktivator komersil telah banyak beredar di pasaran sesuai dengan peruntukan dan keunggulannya masing-masing. Akan tetapi aktivator yang diperoleh dari bahan baku yang akan dijadikan kompos atau pupuk organik belum banyak dilakukan begitu pula mengenai dosis penggunaannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan dosis aktivator komersil dan aktivator hasil isolasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk pembuatan kompos berbahan baku makroalga. Sebanyak 3 jenis makroalga yang digunakan sebagai bahan baku yaitu: Sargassum sp., E. spinosum, dan Gracilaria sp., menggunakan 2 (dua) jenis aktivator yaitu aktivator hasil isolasi dari bahan baku dan EM 4 sebagai aktivator pembanding dengan 3 tingkatan dosis aktivator 104, 106, dan 108 CFU/mL. Peubah yang diamati meliputi perubahan kompos yang terjadi secara morfologi pada akhir penelitian, suhu, kadar C-organik, N-total, P, dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Sargassum dengan aktivator hasil isolasi pada dosis 108 CFU/mL menghasilkan kompos dengan mutu yang lebih baik.

Page 1 of 2 | Total Record : 12